Jemblung Trunogati yang Keren

Siapakah Jemblung Trunogati?

Setelah mengenal sosok wanita luar biasa yang peduli akan pendidikan, yaitu R. A. Kartini di bulan April, kini kita akan belajar mengenal Bapak Pendidikan Nasional Indonesia yang juga tak kalah luar biasa. Siapakah Beliau? Beliau pernah menjadi seorang santri dan diberi julukan Jemblung Trunogati, seorang anak berperawakan kecil dengan perut buncit berwawasan luas. Siapa ya? Beliau adalah Raden Mas Soewardi Soeryaningrat atau lebih beken kita menyebutnya Ki Hajar Dewantara. 

Ki Hajar Dewantara berasal dari Lingkungan Keluarga Kadipaten Pakualaman di Yogyakarta. Beliau menamatkan sekolah di ELS kemudian melanjutkan sekolah dokter di STOVIA. Sayang, sekolahnya tidak selesai karena penyakit yang diderita. Ki Hajar juga dikenal sebagai seorang jurnalis yang pemberani. Ki Hajar menjadi wartawan dibeberapa surat kabar yaitu Sedyotomo, Midden Java, De Express, Poesara, dan masih banyak lagi. Melalui tulisannya beliau menyampaikan kritik terkait pendidikan di kala itu. Pendidikan hanya boleh dikenyam oleh keturunan Belanda dan orang kaya.

Ki Hajar Dewantara pernah masuk dalam Boedi Oetomo, namun kemudian keluar dan mendirikan partai sendiri, yaitu Indische Partij, bersama Cipto Mangun Kusumo dan Ernest Douwes Deker. Ketiga tokoh ini dikenal dengan Tiga Serangkai. Tulisan-tulisan dari Tiga Serangkai yang berani dianggap menghina Pemerintahan Belanda, maka Tiga Serangkai kemudian diasingkan di Belanda. Di sana mereka mendirikan kantor berita dengan nama Indonesische Persbureau di Den Haag. Ki Hajar juga bergabung dengan organisasi pelajar indonesia yang bernama Indische Bereeniging.

Pada 6 September 1919 beliau dipulangkanj ke Indonesia dan mendirikan Taman Siswa di Yogyakarta. Ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani adalah filosofi beliau yang terkenal dalam dalam dunia pendidikan. Atas jasa beliau maka bersamaan dengan hari lahirnya yaitu tanggal 2 Mei dijadikan sebagai Hari Pendidikan nasional oleh pemerintah.

Naaah…. Itulah Pahlawan Pendidikan Nasional kita. Dahulu, sekolah merupakan hal yang mewah dan harus diperjuangkan, maka sudah selayaknya peserta didik SD Marsudirini St Yoseph Muntilan mengisi kesempatan sekolah ini dengan belajar sungguh-sungguh sehingga kelak menjadi manusia yang berguna bagi diri sendiri dan sesama. Semangat!!!