Langit begitu cerah, bersih tak berawan secerah seluruh warga SD Marsudirini St. Yoseph Muntilan. Nampak di depan kelas-kelas dihias dengan ornamen warna merah terang menandakan suatu kebahagiaan. Pakaian yang mereka kenakan pun juga bernuansa merah. Di depan gerbang utama setiap tamu yang datang disambut pohon sakura dengan asesoris kelinci kreasi peserta didik. Senyuman ceria penuh semangat menghias bibir peserta didik. Ada apa ya? Wooow…. Ternyata dalam rangka memperingati Tahun Baru Imlek!
Sekitar pukul 07.00 WIB bel berdering dengan keras. Semua bergegas menuju lapangan Selatan. Bu Ari dan Bu Dewanti telah siap memandu anak-anak untuk ikut merasakan sukacita imlek yang diperingati oleh sebagian peserta didik SD Marsudirini St. Yoseph. Seluruh kelas menampilkan kebolehan mereka untuk menari. Dari kelas satu dan kelas dua ada Tari Gong Xi Gong Xi arahan Bu Eri dan Bu Dewanti. Dari kelas tiga tampil tarian yang indah hasil bimbingan Pak Angging dan Bu Ari, demikian pula dari kelas empat, kelas lima dan kelas enam. Beberapa hari sebelum perayaan Imlek diadakan lomba menghias amplop merah untuk tempat angpao bagi kelas satu sampai kelas tiga, sedangkan untuk kelas empat, kelas lima dan kelas enam membuat tempat angpao dari kertas merah. Dari lomba ini diambil satu pemenang setiap kelas.
Acara dilanjutkan dengan membuat moci yang merupakan salah satu kudapan khas Imlek. Mama Yuki kelas lima diundang sebagai narasumber untuk membuat kue moci kuah. Kue moci dibuat dengan tepung beras ketan dan diisi enten-enten kacang merah. Semuanya memperhatikan dengan baik. Waah keren, moci yang dibuat Mama Yuki berbentuk kelinci dan wortel, sama dengan tahun baru Imlek kali ini adalah tahun kelinci. Setelah memperhatikan cara membuatnya, peserta didik mempraktekkan sendiri dengan dibantu oleh guru kelas setelah sebelumnya mereka menyantap mie di dalam kelas.
Nampak di lapangan Utara dan Selatan perapian dengan panci berisi air di dalamnya. Sambil menunggu peserta didik membuat moci, air dalam panci pun mendidih. Satu-persatu moci buatan peserta didik dimasukkan ke dalam panci dan ditunggu sampai matang. Moci yang telah matang akan muncul di permukaan. Dengan sigap para peserta didik menyerok moci yang telah matang untuk kemudian diletakkan dalam tedo. Dengan bantuan para orang tua siswa, moci-moci yang sudah matang dikemas untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh.
Seru kan? Untuk lebih jelasnya, silahkan kunjungi YOUTUBE kami! Salam sehat penuh semangat.
Tinggalkan Komentar